Kamis, 08 Oktober 2009

artikel seputar numismatik

Selain barang-barang antik, uang juga ternyata bisa dijadikan barang koleksi. Terutama uang kuno atau uang jaman dulu yang umurnya sudah bertahun-tahun.

Uang koleksi pun bisa saja uang asing atau uang negara sendiri. Untuk mendapatkannya, tidak jarang para numismatis (kolektor uang) memburunya sampai ke pelosok daerah, bahkan ke luar negeri.

Siapa sangka kalau di negara kita ada perkumpulan para pengoleksi uang kuno yang tergabung dalam ANI (Asosiasi Numismatika Indonesia). ANI Jakarta sudah berdiri sejak tahun 2004 lalu dan merupakan wadah para pengoleksi uang kuno yang ada di Indonesia, khususnya wilayah Jakarta.
Dengan adanya asosiasi ini diharapkan para numismatis bisa saling berinteraksi atau berkomunikasi dan bersama-sama menggali ilmu tentang uang sejarah atau uang kuno.

Selain menyenangkan dipandang, mengoleksi uang juga mendatangkan kepuasan batin, karena bisa memiliki sesuatu yang langka dan tak dimiliki orang lain. Demi kesenangan dan kepuasan batin tadi, para kolektor yang rata-rata adalah pengusaha atau eksekutif itu, seperti yang telah disebutkan, tak segan-segan berburu koleksi hingga ke luar negeri.

Tak hanya sibuk berburu, para pengusaha dan eksekutif yang sebetulnya sangat sibuk itu, rela pula menghabiskan hari liburnya untuk mengurusi barang-barang koleksinya. Selain menatanya dengan hati-hati ke dalam album khusus, mereka juga bisa keasyikan berjam- jam mengukur, menimbang, bahkan mencium si duit koleksi.

Hal ini diakui oleh mantan Ketua ANI Jakarta Periode 1, Uno. Menurutnya, mengoleksi uang kuno merupakan hobinya sejak umur 5 tahun. Namun, untuk membiayai hobinya tersebut, dirinya tidak harus mengeluarkan kocek pribadinya.

”Setiap uang koleksi, bisa menghasilkan dan bisa memenuhi biaya perawatannya. Sehingga selain jadi hobi, koleksi uang langka juga bisa dijadikan ladang investasi,” katanya.

Uno menambahkan, tergabung di dalam asosiasi ini sangat menyenangkan. Terlebih saat lelang tiba. Senang dan tegang. Sensasi itulah yang dirasakan pecinta uang kuno Indonesia ketika ada di dalam suasana lelang.

Seperti halnya saat hajatan Java Auction III yang diselenggarakan sekitar 4 Agustus 2007 lalu di Hotel Red Top, Jakarta. Dalam lelang akbar tahunan ini, setiap numismatis bisa membawa pulang uang kertas dan koin langka yang sudah sekian lama mereka idam-idamkan.

Selain mereka bisa mendapatkan uang koleksi yang baru, peserta lelang pun bisa sekaligus menjual koleksinya dengan harga tinggi. Apalagi, jika lelang tiba, bukan hanya kolektor uang dari negara sendiri yang hadir. Melainkan, para kolektor dari luar negri pun akan turut serta dalam acara lelang ini.

Bicara soal anggota ANI, Uno menuturkan, mengoleksi duit dan alat pembayaran lainnya memang sudah lama dilakoni orang sedunia, termasuk di Indonesia. Untuk saat ini yang tergabung dalam ANI Jakarta sekitar 70 orang.

”Kolektor yang ada, termasuk tak banyak. Yang lebih banyak justru kolektor besar yang tak mau jadi anggota. Namun ada juga kolektor yang sangat ingin menjadi anggota,” tukas Uno.

Investasi dan Belajar Sejarah
Untuk mengecek atau memeriksa uang, tidak jarang seseorang menciumi uang kuno tersebut. Hal ini dilakukan untuk memastikan uang itu belum dibersihkan dengan zat kimia agar tampak kinclong. Maklum, pas membeli, sering kali si kolektor tidak punya waktu dan kesempatan melakukan pengecekan sedetail itu.

Tak hanya makan waktu, kegemaran yang satu ini juga butuh modal. Seperti halnya Uno yang sudah menekuni hobinya sejak tahun 1998 lalu. Hingga saat ini dirinya sudah mempunyai sekitar 3-4 ribu lembar uang kuno kertas. Bahkan menurutnya, jika dikumulatifkan sudah sekitar Rp 3-4 milyar dananya habis untuk memenuhi hobinya mengoleksi uang kuno.

Lebih jauh Uno menegaskan, mengoleksi uang kuno bukan hanya sekedar koleksi saja, tapi numismatis juga dituntut untuk bisa belajar sejarah yang berkaitan dengan uang kuno tersebut. Bahkan, orang yang mengoleksi uang kuno juga dituntut untuk bisa mengetahui pergolakan ekonomi yang sudah atau sedang terjadi.

Jadi, selain bisa memenuhi hobinya, keuntungan lain menjadi numismatis adalah mempunyai pengetahuan yang luas tentang mata uang dan sejarahnya. Selain itu, seorang numismatis juga bisa mempunyai pergaulan yang sangat luas.

Dalam hal ini, mereka bisa saling bertemu dan bertukar pikiran antar sesama pengoleksi uang kuno. Bahkan uang kuno juga bisa dijadikan sebagai investasi. Dikarenakan nilainya yang tinggi. Terlebih uang yang jumlahnya sangat sedikit.

Numismatika memang bisa menjadi wahana investasi. Sebab, harganya cenderung terus naik. Bahkan, jika jeli memilih barang yang benar-benar langka dan unik, kolektor bisa menangguk keuntungan puluhan, ratusan bahkan ribuan kali lipat.

Meski umumnya butuh modal besar, mengoleksi uang atau numismatika justru bisa mendatangkan keuntungan finansial yang jauh lebih besar. ”Selain bisa mendatangkan kesenangan, hobi ini juga bisa mendatangkan duit,” ucap Uno yang saat ini juga berprofesi sebagai kontraktor.

Para kolektor yang memiliki beberapa lembar uang dari jenis yang sama akan menjual sebagian lembaran duit itu. Sisanya untuk dikoleksi sendiri. Keuntungan yang mereka peroleh memang besar. Dalam beberapa tahun, bahkan beberapa bulan saja, harga duit kuno bisa naik puluhan bahkan ratusan persen.

Umur yang lebih tua tak selalu lebih mahal. Jika Anda tertarik menjadi kolektor atau kolekdol, jangan pernah ragu, Anda bisa bergabung dalam ANI. Tidak punya modal besar, bukan suatu masalah. Dengan modal sekitar Rp 1 juta atau kurang dari Rp 1 Juta pun sudah bisa mulai jadi numismatis.

Dengan modal yang sangat terbatas, tentu Anda tak bisa langsung membeli koleksi yang mahal-mahal. Anda sebaiknya fokus. Misalnya, mengkoleksi uang dengan seri tumbuhan atau hewan saja dulu. Anda pun harus sabar mengumpulkan koleksi itu dari tahun ke tahun.

Hal terpenting dalam mengoleksi dan investasi numismatika adalah kejelian memilih barang. ”Musuh utama kita adalah uang palsu,” ujar Uno. Selain itu, Anda juga harus jeli memilih barang yang memang bernilai tinggi.

Nilai uang atau benda numismatika lainnya ditentukan oleh beberapa hal. Paling penting adalah tua dan langka. Makin tua, nilai uang umumnya akan semakin tinggi. Tapi, sering kali uang yang tahunnya lebih tua bisa jadi harganya lebih murah dari yang tahunnya lebih muda. Sebab, ketersediaan atau populasi yang muda lebih sedikit.

Di luar itu semua, hobi semacam ini, tentunya memiliki nilai tersendiri. Selain sebagai kesenangan dan memiliki nilai investasi, tentunya numismatika sama saja dengan museum yang menyimpan sejarah tak bernilai.

sumber : InfoKomunitas.com


Hobi Numismatik
September 7th, 2009

Saya rasa tiap orang tentu punya hobi, sesuatu yang disukai dan kerap dilakukan di waktu luang. Hobi biasanya bukan hanya sekedar kesenangan saja, tapi juga sekaligus merupakan kegiatan yang bisa kita lakukan untuk melepas lelah dan mengurangi stress.

Hobi sangatlah beraneka ragam, ada yang hobi membaca, mendengarkan musik, memainkan alat musik, olahraga tertentu (renang, badminton, basket, volley, futsal, dll), memasak, berkebun, bermacam-macam termasuk mengumpulkan barang tertentu (koleksi perangko, buku, barang antik, mata uang, dsb).

Nah pada postingan ini, saya ingin bercerita tentang Numismatik, yaitu suatu hobi mengumpulkan mata uang kuno, variasi hobi ini ada beberapa, ada yang suka mengumpulkan semua mata uang (kuno ataupun yang masih beredar, negara manapun), ada pula yang hanya mengumpulkan mata uang kuno (sudah tidak beredar) dari negara tertentu, ada juga yang hobi mengumpulkan mata uang dengan nomor cantik (ini mungkin khusus orang Indonesia ya, suka ama nomor cantik), bahkan ada loh kolektor yang suka mengumpulkan uang kertas salah cetak, tapi ada juga yang suka mengumpulkan mata uang bentuk koin.

Hobi ini bisa dibilang, merupakan hobi sekaligus investasi (bila yang dikoleksi memang mata uang kuno yang sudah langka, atau yang limited edition), Karena sebagaimana benda antiik lainnya, semakin tahun, nilainya (harga) akan semakin mahal (karena semakin kuno/antik).

Kolektor mata uang kuno ini biasanya mempunyai komunitas tersendiri, seperti halnya yang dilakukan para kolektor mata uang di Surabaya, tiap hari minggu ke 1 dan minggu ke 2 tiap bulan, mereka akan berkumpul di Kantor Pos Besar Kebun Rojo (bukan cuma kolektor dan pedagang mata uang saja, tapi juga para kolektor perangko dan kartu pos), di sana biasanya para kolektor ini mulai berkumpul jam 9 pagi sampai siang hari.

Para kolektor numismatik ini, selalin berkumpul (hmnn saling tukar informasi) juga biasanya bertransaksi, mulai transaksi tukar sampai transaksi jual beli.

Menurut saya, ini merupakan hobi yang unik, kalau kita perhatikan gambar mata uang Indonesia yang jaman dulu itu sangat “nyeni”, ada yang gambar Hewan (komodo, macan, tupai, rusa, gajah), ada pula yang seri wayang (gambar wayang), dan juga ada uang daerah (jadi tiap daerah di Indonesia punya mata uang sendiri), ada pula yang seri budaya, dan menurut saya loh ya, gambarnya bagus-bagus, ada juga seri apa saya lupa, gambarnya bunga, yang mana kalau kita tarus di lampu untuk melihat uang palsu seperti di bank itu, gambar bunganya akan seperti bersinar (seperti mengandung fosfor).

Dari pengamatan saya, hobi ini bukan cuma menyenangkan (melihat aneka gambar) tapi juga merupakan investasi, ini kalau diwariskan anak cucu bisa mahal loh (tapi nggak semua ya, ada juga uang ‘tua’ yang harganya murah, cuma beberapa ribu rupiah saja).

Nah, buat teman-teman yang mungkin dapat warisan album numismatik dari kakek nenek atau orang tua, jangan dibuang atau dijual di loakan ya? Siapa tahu ada yang bernilai mahal di sana, bisa loh mencari informasinya di Ebay.com juga, karena di sana juga diperjual belikan mata uang kuno Indonesia.

Kalau sudah tahu nilainya, terserah, mau tetap dijual atau disimpan saja untuk investasi, atau mungkin tetap disimpan sekedar sebagai kenang-kenangan.

Semoga bermanfaat ya ;)
sumber :http://www.kafesantai.com/gado-gado/hobi-numismatik.php

Rabu, 07 Oktober 2009

dijual uang kuno-lama

Berikut kami tampilkan uang kuno yang akan dijual, gambar hanya merupakan contoh atau sampel.



pecahan 10000 gambar Jenderal Sudirman tahun 1968 harga Rp400.000,-



pecahan 5000 gambar Jenderal Sudirman tahun 1968 harga Rp400.000,-



pecahan 500 seri bunga tahun 1959 (circulated) harga Rp600.000,-



Pecahan 10.000 tahun 1979 harga Rp80.000,- (UNC)



Pecahan 5000 gambar nelayan menjala ikan harga Rp120.000,-



3 lembar Pecahan 10.000 tahun 1975 (Circulated) harga Rp1.500.000,-